Faperta

Praktikum Dasar

Faperta

Tempat Parkir Dalam

Faperta

Pembekalan PKL

Faperta

Gedung Kuliah Fakultas Pertanian

Faperta

Praktek Kerja Lapangan

Bimtek Kurikulum OBE

Foto web OBEKualitas perguruan tinggi seringkali dinilai baik atau tidaknya dari kualitas dan kompetensi lulusannya. Dunia Industri dan Dunia Kerja (DUDI) membutuhkan lulusan yang mempunyai kompetensi (“AKU BISA APA?”) namun saat ini yang dimiliki para lulusan perguruan tinggi adalah daftar nilai atau transkrip (“AKU SUDAH BELAJAR APA?”). Jadi, yang dibutuhkan seorang lulusan bukan hanya sekedar ijazah dan transkrip Mata Kuliah (MK) tapi juga daftar kompetensi yang terukur dari lulusan tersebut.

Untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi yang baik, diperlukan proses pendidikan yang baik pula. Proses ini sangat berkaitan dengan proses pembelajaran yang ada di dalamnya, dan inilah yang menjadi salah satu alasan dikembangkannya kurikulum Outcome-Based Education (OBE).

Bahkan di Indonesia sendiri, saat ini akreditasi menjadi media strategis untuk menunjukkan kualitas outcome pendidikan, dan untuk Instrumen Akreditasi Program Studi 4.0 (IAPS 4.0), ada banyak poin penilaian lain terkait sistem pendidikan dan proses pembelajaran rata-rata berbasis outcome.

Numun sering orang bilang kalau OBE itu rumit, jika tidak mengerti konsepnya? Namun kalau kita sudah mengerti OBE itu apa, dan konsepnya bagaimana, nanti mudah memahaminya (Sevima.com).

Hari Raya Idul Adha 1445 H

Idul Adha 1445 H FapertaSIVITAS AKADEMIKA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

MENGUCAPKAN

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1445 H

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

 

Selamat Harlah Pancasila 2024

Sivitas Akademika Fakultas Pertanian

Mengucapkan

Selamat Hari Lahir Pancasila 2024

Harlah Pancasila 2024Mari kita mengenang sejarah Hari Lahir Pancasila. Berdasarkan Keppres Nomor 24 Tahun 2016, tanggal 1 Juni merupakan salah satu hari penting dalam kalender bangsa Indonesia. Pasalnya, di tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Pemilihan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila merujuk pada momen sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPKI) dalam upaya merumuskan dasar negara Republik Indonesia. Badan ini menggelar sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945. Dalam sidang tersebut, anggota BPUPKI membahas mengenai dasar-dasar Indonesia merdeka.
Dalam sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk “Lahirnya Pancasila” berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepatnya pada 1 Juni 1945. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI.
Dalam pidatonya Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni Sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial”, dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”.
Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai panitia Sembilan. Berisi Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.
Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang tersebut, disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.
Itulah sekilas sejarah Hari Lahir Pancasila yang perlu untuk kita ingat. Tapi tidak hanya untuk diingat saja, Hari Lahir Pancasila juga merupakan momen untuk mengenang, menghormati, sekaligus menghargai perjuangan pendiri bangsa dalam merumuskan dasar negara Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus dapat dapat memaknai Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai landasan berkeperilaku dalam kehidupan bermasyarakat.

Yudisium Fakultas Pertanian

Yudisium Fakultas Pertanian 2024 3 Desktop ResolutionYudisium Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda di laksanakan di Ruang Rapat Utama 2 Lt.2 Oleh Dekan Fakultas Pertanian Bapak Dr. Ir. Zuhdi Yahya, M.P. yang dihadiri oleh Rektor Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Bapak Dr. Marjoni Rachman, M.Si. dan jajarannya, para Dekan, dan undangan di lingkungan Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Peserta yudisium berjumlah 12 orang terdiri dua prodi yaitu Prodi Agroteknologi dan Prodi Kehutanan. Peserta yudisium terbaik dari prodi Agroteknologi sdri. Anindita Intan Dipopramesthy, IPK 3,47 predikat Sangat memuaskan, dengan judul skripsi “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Dopos Dan Ekstrak Tauge Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.)” , Prodi Kehutanan Sdri. Rinda Dewi Wahyuni IPK 3,57 Predikat Sangat Memuaskan, Judul Skripsi “Studi Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) (di BPDASHL Mahakam Berau) Ditinjau dari Aspek Kebijakan”. Dekan Fakultas Pertanian berpesan bahwa lulusan tahun ini tetap bergabung dengan ikatan alumni, sambung silahturahmi dapat berpartisipasi diberbagai kegiatan baik dalam bentuk akademik dan non akademik kepada fakultas dan universitas. Harapan juga disampaikan oleh Dekan Pertanian tetap jaga nama baik almamater dimanapun anda bekerja dan berada. Ciptakan lapangan kerja karena IKN dihadapan, terutama bidang pertanian dan kehutanan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Selamat dan sukses kepada peserta yudisium semoga ilmunya bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan bangsa Indonesia (6/6/2024).

Selamat Hardiknas 2024

Hardiknas 2024Selamat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya. Mengingat kembali sejarah hari pendidikan.

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.

Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ki Hajar Dewantara dibesarkan di lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.

Hal ini dimaksudkan supaya Ki Hadjar Dewantara dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Ki Hadjar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) dan kemudian melanjutkan sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) tapi lantaran sakit, sekolahnya tersebut tidak bisa dia selesaikan.

Kemendikbud Ristek menetapkan tema peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2024 adalah “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”.

Subcategories